Powered By Blogger

Senin, 07 Februari 2011

ayah

seorang lelaki yang benar-benar menjagaku di kala kecil.
selalu terjaga di tengah malam saat aku menangis.
seorang yang terlalu menjaga kebersihanku sewaktu bayi hingga aku mendapat julukan 'bayi kesehatan' oleh saudara-saudaraku.
seorang yang selalu menimangku di depan kaca dan membacakan suatu tulisan pada stiker di kaca 'the truth is in Islam only'.
seorang yang mengajakku ke lapangan bersama kakakku, hanya untuk mendorong dan melepasku dengan sepeda roda duaku.
seorang lelaki selalu mengantarku hingga tempat tidur dan rela menemaniku disana hingga aku terlelap bersama ibuku.
seseorang yang selalu membuatku menangis jikalau sebentar saja dia meninggalkanku kemanapun di luar jam kerjanya, membuatku menangis kencang hingga membuat pusing ibuku, dan bila perginya dekat dari rumahku sampai-sampai karena mendengar tangisanku, tetanggaku memanggilkannya untukku dan beliau pun datang padaku.
terlihat di album masa kecilku, menggendongku di kedua pundaknya, gagah, disaat beliau masih berseragam satgas dan topinya terpasang di kepala kecilku.
seorang yang selalu kuikuti kemanapun dia pergi, hingga para tetanggaku menjulukiku sebagai 'perangko' ayahku.
seseorang yang selalu memaksaku untuk pergi ke TPQ.
seseorang yang memberi kebebasan padaku untuk membuka dompetnya, dan membiarkanku mengambil senilai uang dari dompetnya, atas ijinnya
beliau memberikan kebebasan padaku karena dia percaya padaku bahwa aku tidak akan mengambil lebih dari apa yang telah kuminta sebelumnya.
seseorang yang tegas terhadapku, walau terkadang hatinya luluh karena rayuanku atas permintaanku.
seorang yang marah ketika mendapatiku sedang sakit, namun segera menghangatkanku, memberikan kenyamanan padaku dan perawatan extra padaku hingga aku bisa tertawa kembali disaat aku sembuh.
seseorang yang membawaku ke lapangan tenis, kolam tenang, mengajariku bulu tangkis.
seorang yang jarang tertawa lepas, namun bila tertawa tak akan terlupakan ditengah-tengah aku, ibu, dan kakakku.
seorang yang mengajarkan kakakku menjadi pria dewasa.
seorang yang sangat tegas terhadap lelaki, bahkan terhadap teman-teman lelakiku.
seseorang yang selalu bekerjasama dengan ibuku.
seorang yang pendiam di mata orang-orang sekitar, berbicara jika hanya perlu, namun disetiap ucapannya mengandung banyak makna.
seseorang yang mengajak para pemuda desa untuk pergi ke masjid.
seorang yang diberi kepercayaan untuk menjadi ketua rukun tetangga di lingkungan tempat tinggalku.
seorang yang selalu menjaga kebersihan, kerapian, kenyamanan rumahku.
seseorang yang memberikan ketenteraman padaku di setiap waktu, hingga serasa tidak ada yang bisa menyakitiku bila aku berada disisinya.
seseorang yang serba bisa.
seseorang yang cool dimataku.
seorang yang selalu bersedia mengantar-jemputku.
seseorang yang pertamakali ku peluk dan memberikan rasa tenang kepadaku disaat ibuku menangis atas kepergian kakakku, dan berkata 'ibu baik-baik saja'.
seseorang yang berusaha atas tercapainya pendidikanku.
seseorang yang bisa mengatasi kenakalanku.
seseorang yang selalu menasehatiku.
seseorang yang bisa ku andalkan di setiap waktu.
seseorang yang mengajakku untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.
seseorang yang membimbingku.
seseorang yang pertamakali kupeluk di tidurnya dan membangunkannya saat pengumuman menyatakan aku 'diterima' di salah satu perguruan tinggi tervaforit itu setelah kucium ibuku.
seseorang yang tak pernah lelah menasehatiku agar aku meniru ibuku, sebagai wanita yang kuat, dan selalu membantunya dikala susah.
suaranya pun meneduhkanku.
seseorang yang selalu terlihat kuat bahkan dikala sakit.
seseorang yang hampir tidak pernah ku dengar mengeluh apapun dikala dia sakit.
seseorang yang selalu menjawab 'tidak terasa sakit, hanya kesemutan' bila aku bertanya 'apa yang bapak rasakan, apanya yang sakit?' dan aku hanya bisa membantunya dengan memijit kaki dan tangannya yang semakin kurus.
seseorang yang tetap berusaha mendengarkan ceritaku dan bahagia mendengarkan cerita yang kubawa dari tempat perantauanku.
seseorang yang dimatanya bisa kulihat betapa inginnya dia mengurus segala keperluanku di kota yang bakal menjadi kota keduaku.
seseorang yang benar-benar mengajarkanku tentang arti 'sabar' dan ikhlas atas segala sesuatu yang terjadi.
seseorang yang menaruh harapan padaku dan menyiratkanku untuk selalu mengejar mimpiku walau apapun yang terjadi.
seseorang yang berniat pergi membawa ibuku ke tanah suci.
seseorang yang ku cium tangannya di belakang ibu dan keluargaku, ditengah ketidaksadarannya, karena aku rindu.

dan akhirnya, aku melepas kepergianmu dengan mencium keningmu untuk yang terakhir kalinya,, setelah tertutup peti itu, meruntuhkan pertahanan ketegaranku. setahun yang lalu,, betapa besar jasamu padaku, yang mengajariku berdiri kokoh hingga saat ini, disamping kekuatan dari ibuku yang tidak kalah besarnya, menjagaku untuk tetap berdiri tegak dan menatap masa depan. terimakasih terhadap orang-orang tersayangku yang ada dan pernah ada di dalam hidupku :). Ikhlas,, walau terkadang rasa rindu yang masih membayangiku, namun perlahan aku bisa bangkit dan mengepakkan sayapku lagi. Y Allah, berilah umur panjang pada orang-orang yang sekarang masih berada disisiku dan berkahilah hidupnya,, ampunilah segala dosa, terimalah segala amal perbuatannya di dunia dan berilah tempat yang mulia di sisi-Mu teruntuk orang-orang tersayangku yang telah mendahuluiku menghadap-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar